Rasyid bin Abdi Rabbih adalah sahabat Rasulullah SAW.
Sebelum masuk islam namanya Dzalim. Ketika masuk islam namanya diubah oleh
Rasulullah SAW menjadi Rasyid. Masuk islam dan penggantian namanya, ternyata
memiliki kaitan erat dengan dua jenis binatang, yaitu musang dan anjing.
Ceritanya begini, Zhalim (Nama Asal Rasyid) bersala dari
marga Bani Zhafar (cabang dari klan bani Sulaim). Marga atau klan ini menyembah
berhala Suwa’ yang terdapat di Mualla. Berhala yang konon berasal dari zaman
nabi Nuh ini disembah oleh beberapa klan, seperti Hudzail dan Bani Sulaim.
Suatu ketika, Bani Zhafar membuat sesajen untuk berhala
sesembahan mereka itu. Mereka menyembelih ternak-ternak untuk sebagai salah
satu ritual wajib dalam penyembahan Suwa’. Setelah sesajen siap, mereka
mengutus Zhalim bin Abdi Rabbih untuk membawa dan mengangkut sesajen itu ke
Mualla untuk dipersembahkan kepada Suwa’.
Dini hari, saat fajar terbit, Zhalim melintas didepan
berhala-berhala yang berjejer di sekitar Mualla. Saat itu, ia mendengar suara
dari dalam salah satu berhala: “Kami sangat heran, seorang Nabi muncul dari
Bani Mutthallib, mengharamkan zina dan riba, juga melarang mempersembahkan
sembelihan untuk berhala. Langit dijaga dan kami dilempar dengan
bintang-bintang. Sungguh sangat heran.”
Dua berhala di sebelahnya juga mengeluarkan suara tentang
kemunculan Rasulullah SAW secara bergantian.
Meski mendapat isyarat aneh ini, Zhalim tetap melanjutkan
perjalanan, tentunya dengan membawa sesajen untuk Suwa’. Zhalim melihat dua
ekor musang sedang menjilat dan memakan tumpukan daging sesajen didepan berhala
pujaannya itu. Zhalim memperhatikannya cukup lama. Yang membuat Zhalim
tersentak, ternyata setelah habis makan, musang itu melompat naik ke atas
berhala Suwa’ kemudian mengencingi bagian kepalanya.
Zhalim terpana. “mana ada tuhan yang kepalanya di kencingi
musang. Betapa hina orang yang dikencingi musang,” batinnya.
Pengalaman Zhalim ini terjadi pada saat Rasulullah menempuh
perjalanan hijrah ke Madinah. Kabar hijrahnya beliau ini akhirnya terdengar ke
mana-mana, termasuk ke Bani Zhafar.
Maka, Zhalim cepat bertolak ke Madinah seiring dengan
keyakinannya yang sudah berubah. Berangkat ke Madinah ia ditemani oleh seekor
anjing kesayangannya. Nama anjing itu sangat bagus. Zhalim menamainya dengan
“Rasyid”.
Zhalim sampai di Madinah. Tak lama setelah itu ia bertemu
dengan Rasulullah SAW. Ia menyampaikan maksudnya dan menyatakan masuk islam.
Habis itu, Rasulullah menanyai hal ihwal dirinya.
“Siapa namamu?” tanya Rasulullah.
“Zhalim (si jahat).”
“nama anjing mu?” tanya Rasulullah lagi.
“Rasyid (si bijak atau si pintar).”
“(Kalau begitu) namamu Rasyid, sedangkan nama anjingmu
Zhalim,” sabda Rasulullah sambil tertawa kecil.
Sejak saat itu, namanya berubah menjadi Rasyid bin Abdi
Rabbih. Nama itu, tentu saja, merupakan hasil tukar nama dengan anjingnya. Aneh
kan?
Dala’ilun-Nubuwwah, 80.
Semoga Bermanfaat. Silahkan diShare, Like, Atau Komentar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar