Abul Faraj Jamaluddin Abdurrahman bin Abil Hasan Ali Ibnul
Jauzi (509/510-597 H) merupakan Ulama’ besar yang kapasitas keilmuannya tidak
perlu diragukan. Beliau juga termasuk penulis yang produktif. Karya-karya
beliau meliputi berbagai disiplin keilmuan, diantaranya Zabud-Masir fi
‘Ilmit-Tafsir, al-Maudhu’at, serta al-Muntazham fi Tarikhil-Umam.
Tentu saja beliau sangat cerdas, berotak brilian dan kritis.
Beliau mampu memecahkan persoalan rumit dalam sekejap, tanpa berpikir panjang.
Hal itu dibuktikan suatu hari di baghdad, ketika golongan Ahlussunnah (Sunni)
bertikai mengenai siapa yang lebih utama Antara Sayidina Abu Bakar ash-Shiddiq
dan Sayidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhuma. karena persoalan
itu semakin berlarut-larut, mereka sepakat untuk menyerahkan semua urusannya
kepada Ibnul Jauzi. Kepada mereka, Ibnul Jauzi hanya menjawab :
أفضلهما من كانت
ابنتهماتحته
Ucapan itu membuat dua kubu yang bertikai puas.
Kalangan Sunni mengartikan ucapan Ibnul Jauzi dengan, “yang paling utama adalah
putrinya dibawah (diperistri) Rasulullah SAW.” Sementara kubu Syiah mengartikan
ucapan Ibnul Jauzi tersebut dengan, “yang paling utama adalah yang membawahi
(menikah dengan) putri Rasulullah.”
Diambil dari kitab : Wafayatul-A’yan fi
Anba’i Abna’iz-Zaman, III/141
Semoga Bermanfaat. Silahkan diShare, Like, Atau Komentar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar