Sabtu, 13 Juni 2015

IMAM AL-GHAZALI DAN LALAT YANG HINGGAP DI TEMPAT TINTANYA

Imam al-Ghazali merupakan ulama’ hebat yang sangat masyhur. Selain masyhur dengan hujah-hujahnya yang tajam, beliau juga masyhur sebagai ulama’ sufi yang pemikiran tasawufnya memiliki pengaruh luas dikalangan muslimin.

IMAM AL-GHAZALI DAN LALAT YANG HINGGAP DI TEMPAT TINTANYA

Setelah Imam al-Ghazali wafat pada tahun 505 Hijriyah, beberapa waktu setelah itu ada seseorang bermimpi bertemu beliau. Orang itu kemudian bertanya mengenai keadaan beliau diakhirat.
“Bagaimana Allah memperlakukan anda?” tanya dia dalam mimpinya.

“Alhamdulillah, Allah memperlakukan aku dengan baik, berkat seekor lalat. Dulu, ketika aku menulis kitab, ada seekor lalat hinggap ditempat tintaku. Ia rupanya haus dan minum dari tinta itu. Aku hentikan menulis, aku menunggu lalat itu pergi dari tempat tinta. Berkat itu, Allah memperlakukan aku dengan baik,” jawab Imam al-Ghazali.

Selain Imam al-Ghazali ada tokoh lain yang memiliki kisah mirip, yaitu Imam Asy-Syibli. Beliau adalah tokoh sufi dari abad keempat Hijriyah yang muncul di Irak.

Pada awalnya Asy-Syibli, adalah seorang ulama fikih. Beliau dikenal sebagai pakar Madzhab Maliki. Namun, pada akhirnya beliau menjatuhkan pilihan hidupnya pada dunia tasawuf. Beliau mendapat bimbingan tasawuf dari Imam al-Junaid.

Konon, Asy-Syibli dapat mencapai derajat tinggi dalam tasawuf berkat kasih sayangnya terhadap seekor kucing. Saat melewati sebuah jalan di Baghdad, beliau melihat seekor kucing dengan tubuh menggigil karena tidak tahan dengan cuaca dingin yang sedang menyelimuti Baghdad.

Didorong rasa kasihan, Imam Asy-Syibli mengembil kucing tersebut. Lalu beliau letakkan dilengan bajunya supaya bisa merasakan kehangatan.

Berkat kasih sayang ini, konon, beliau dituntun oleh Allah menjadi seorang sufi dan menjalani hidup zuhud.

Jangan pernah meremehkan amal baik, sekecil apapun itu. Sebab, bisa jadi, disitulah terdapat ridha Allah. Dan, jangan pernah meremehkan amal buruk, sekecil apapun. Sebab, bisa jadi, disitulah terdapat murka Allah.

Diambil dari : kata penutup Miraqatu Shu’udit-Tashiq; Tafsir Ruhul-Bayan, VII/83

Semoga Bermanfaat. Silahkan diShare, Like, Atau Komentar

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Seo Blogger