Selasa, 17 Maret 2015

Imam az-Zarkasyi (w. 745 H) Menjadi Rujukan Ulama Bidang Ilmu Tafsir


Beliau adalah Muhammad bin Bahadur bin Abdullah az-Zarkasyi Badruddin Abu Abdillah. Lahir di mesir pada hari ahad, 3 rajab 794 H. Saat belajar, az-Zarkasyi popular dengan kegigihannya. Halaini sebagaimana pendapat Imam al-Barmawi.

Konon, untuk memperluas wawasan keagamaan, beliau sering mendatangi took-toko kitab untuk sekedar membaca dan belajar, bukan untuk membeli. Imam Ibnu Hajar berkata, “az-Zarkasyi jarang keluar rumah untuk menemui tamu. Ia keluar hanya ke took-toko kitab untuk belajardisana. Disana ia juga mendokumentasikan segala hala yang dianggap penting dalam buku catatannya, kemudian ia bawa pulang untuk dikumpulkan dengan catatan lamanya yang ada di rumah.”

az-Zarkasyi pernah di percaya sebagai pimpinan ‘Iwanusy-Syafi’iyah’ (Semacam Guru Besar) di madrasah Dzahiriyah al-Atiqah. Beliau juga menjadi staff pengajar dan memberikan fatwa di sana. Selain itu, beliau juga menjadi pimpinan tertinggi Masyikhah Khanaqah (semacam pemimpin kaum sufi) di daerah Qrafah, Mesir.

Sebagai cendikiawan yang memiliki kapasitas keilmuan yang luas, az-Zarkasyi tentu memiliki karangan-karangan yang di distribusikan secara luas. Antara lain kitab ­al-Ijabah li-Iradi Ma-Istadradtuhu ‘Aisyah alash-Shahabah, I’lamus-sajid bi Ahkamil-Masajid, al-Burhan fi Ulumil-Quran, dan Syarhul-Bukhari.

Melihat karangan beliau bertajuk “al-Burhan fi Ulumil-Quran” menunjukkan bahwa beliau tergolong ulama yang sangat alim. Tak heran jika para mufassirin  generasi selanjutnya menjadikan kitab ini sebagai referensi saat mempelajari kajian yang berkaitan dengan ilmu tafsir.


Di antara guru az-Zarkasyi adalah Jamaluddin al-Asnawi, Sirajuddin al-Bulqini, dan Syekh Syihabuddin al-Adzra’i. penduduk mesir bergemuruh saat tersebar kabar bahwa Imam az-Zarkasyi telah wafat, tepatnya di Qarafah as-Sughra, Mesir. Pada tahun 745 H.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Seo Blogger