Jumat, 20 Maret 2015

Walid bin Abdul Malik (w.96 H): The next Of Umar bin al-Khatttab


Walid bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam adalah penguasa dinasti Umayyah ke-6, yang lahir pada tahun 48 H. sejak kecil telah hidup di istana kerajaan. Seperti kebanyakan putera bangsawan lainnya. Walid kecil sangat di manja oleh keluarga istana. Konon dia tumbuh dewasa dengan etika yang kurang baik. Dan hal ini berlangsung hingga usia 36 tahun.

Kala itu, pada tahun 84 H ayahnya wafat, sehingga sebagai putra mahkota dialah yang menjadi penerus sang ayah memakai mahkota raja Dinasti Umayyah. Baru ketika itulahkehidupannya berangsur-angsur membaik, sebagaimana bengsawan islam pendahulunya.

Saat menjadi raja, Walid kerap merenovasi masjid bersejarah, diantaranya adalah masjid al-Aqsha. Masjid Nabawi pun tak lepas dari perhatiannya. Perluasan masjid nabawi dilakukan hingga menutupi makam Rosulullah yang asalnya berada diluar masjid. Walid juga membangun masjid besar di ibu kota dinasti Umayyah, Damaskus. Masjid itu terkenal dengan masjid Jami’ Umawi, yang pembangunannya menelan biaya sebesar 11.200.000 dinar.

Selain itu, walid juga punya militansi kuat untuk terus mengirim pasukan guna menaklukkan kerajaan-kerajaan kafir. Pada masa inilah islam mulai menyebar ke Bukhara, Khurasan dan sebagian wilayah eropa. Lantaran banyaknya ekspansi meliter yang dilakukan, adz-Dzahabi menyamakan Walid dengan Umar bin al-Khatttab, sebab dia berhasil menaklukan banyak wilayah sebagaimana yang dilakukan khalifah Umar.

Karena keberhasilan ini, banyak sejarawan yang mengatakan bahwa Muawiyah bin Abi Sufyan dan Walid bin Abdul Malik sama-sama mempunyai jasa besar untuk kemajuan dinasti Umayyah. Jika Muawiyah sang pendiri, maka Walid bin Abdul Malik yang menegakkannya hingga benar-benar kokoh.


Pada tahun 96 H bangsa Umayyah kehilangan seorang raja yang banyak berjasa bagi rakyatnya. Walid bin Abdul Malik wafat pada usia 48 tahun. Dia menjabat sebagai raja selama 13 tahun.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Seo Blogger