Kamis, 19 Maret 2015

Muhammad al-Khudhari (1289-1345); Sosok Sejarawan Kontroversial


Sejarawan yang akan kita bicarakan kali ini lebih dikenal dengan julukan Khudhari Bik. Bik, imbuhan kata belakang namanya, adalah gelar bagi bangsawan mesir. Beliau sangat pantas sekali mendapat gelar sejarawan islam. Karya-karyanya: Mahadharat fi Tarikhil Umam, Itmamul-Wafa, Tarikhut-Tasyri’ al-Islami dan Nurul Yaqin. Adalah sederetan buku yang mudah kita jumpai di perpustakaan  berbasis islam. Di samping itu, beliau juga merupakan dosen tetap fakultas sejarah di Universitas al-Mishriyah.

Selain piawai dalam bidang sejarah, Khudhari Bik merupakan salah seorang orang yang pakar Fiqh dan Ushul Fiqh. Terbukti dalam catatan karirnya beliau pernah tercatat sebagai Qadhi Syar’I (Hakim Urusan Agama) untuk wilayah Sudan.

Kendati Khudhari Bik juga mendalami berbagai disiplin ilmu seperti Fiqh, Ushul Fiqh dan Balaghah, namun beliau tetap lebih favorit untuk mengkaji sejarah. Dalam hal ini beliau pernah mengaku demikian; “sejak semula aku temukan diriku sangat suka membaca buku-buku sejarah”. Pengakuan ini beliau tulis di kata pengantar dalam buku sejarah Nurul Yaqin.

Khudhari Bik juga menyayangkan ketika umat islam banyak yang tidak lagi memperdulikan sejarah. Sebab menurut beliau sejarah adalah suplemen terbaik bagi otak manusia dan juga sejarah bisa berfungsi sebagai I’tibar bagi generasi penerus.


Sebagai seorang intelektual, beliau terkenal sebagai sosok controversial. Beliau kerap kali mengecam ulama seniornya yang menurut beliau terlalu jumud dalam berpikir. Pemikiran keras Khudhari Bik ini sering mendapat keritik pedas dari ulama lainnya. Bahkan ada sebuah buku setebal 2 jilid yang khusus di tulis untuk menolak pemikiran Khudhari Bik. Buku itu berjudul Tahdzirul-Abqari min Mahadharat al-Khudhari. Buku ini di tulis oleh Syekh Muhammad al-‘Arabi ath-Thabari, salah satu ulama yang getol mengkritik pemikiran keras Khudhari Bik.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Seo Blogger