Qais bin Ashim adalah seorang penyair yang hidup di dua
masa, masa jahiliyah dan masa islam. Dia banyak dibicarakan dikalangan Anshar
mengenai penguburan anak perempuan hidup-hidup yang dia lakukan pada masa
jahiliyah. Dia juga mengaku bahwa semua bayi perempuan yang lahir dari istrinya
telah dikubur hidup-hidup.
Suatu hari dia menghadap Rosulullah dan bercerita
mengenai dirinya, “aku sungguh takut terhadap perlakuanku yang buruk dan
amat tercela terhadap anak-anak perempuanku. Semua anak perempuanku aku kubur
hidup-hidup. Aku sama sekali tidak menaruh belas kasihan terhadap mereka.
Kecuali seorang anak perempuan yang lahir ketika aku dalam bepergian. Istriku
menitipkan bayi itu pada pamannya. Ketika datang, aku bertanya kepada istriku
tentang kandungannya. Dia katakan bahwa telah lahir anak laki-laki dalam
keadaan meninggal. Beberapa tahun kemudian, anak perempuan itu tumbuh menjadi
remaja. Ia mendatangi rumahku. Aku melihat rambutnya di kepang rapi. Tutup
kepalanya lembut, terbuat dari kain buatan yaman, warnanya hitam dan putih,
terlihat indah seperti bola matanya yang ceria. Mutiara melingkar di lehernya.
Kemudian aku tanyakan kepada istriku, ‘siapa gadis itu? aku sungguh kagum
dengan kecantikan dan kesopanan akhlaknya.’ Istriku menangis sambil berkata,
‘Dia adalah anakmu yang dulu aku katakan bayi laki-laki dan meninggal,
sbenarnya aku menitipkannya sampai keadaan seperti yang kau lihat sekarang.’”
Diambil dari kitab: Dalîlus-Sâ’ilîn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar