Bernama lengkap Muhammad bin Muhammad bin Daud ash-Shanhaji
Abu Abdillah an-Nahwi. Beliau lebih di kenal dengan panggilan Ibnu Ajurrum.
Lahir di kota Fas, Maroko, pada tahun 872 H.
Kehidupan Ibnu Ajurrum sangat sederhana, bahkan beliau lebih
dikenal dengan sosok sufi yang fakir. Akan tetapi, keilmuannya tidak di ragukan
lagi. Berbagai disiplin ilmu mampu beliau kuasai, di antaranya Ilmu Faraid
(ilmu mewaris), Hisab, Adab atau Sastra, Nahwu, dan Qira’ah (seni baca
Al-Quran). Namun, diantara disiplin ilmu tersebut yang paling beliau kuasai
adalah Nahwu dan Qira’ah. Bahkan salah sati muridnya, Muhammad bin Ali bin Umar
al-Ghassani menyatakan sejak tahun 682 H (kira-kira saat berusia 10 tahun), Ibnu
Ajurrum sudah mengajarkan ilmu Nahwu.
Karyanya yang berjudul “al-Jurrumiyah” sangat masyhur
di seluruh dunia. Semua madrasah dan ribath-baik sekala kecil maupun besar,
pasti ada kajian tentang karya ini. Tak jarang pula kitab ini dijadikan
kurikulum resmi, lantaran sangat cocok bagi pemula untuk dijadikan materi agar
bisa membaca karya-karya penting para ulama.
Seorang komentator (Syarih) kitab al-Jurrumiyah
bernama ar-Ra’I mengisahkan, bahwa Ibnu Ajurrum menyusun kitab ini di depan
ka’bah as-Syarifah. Kemudian, karya tersebut ditulis tangan oleh Ibnu Maktum,
murid Ibnu Ajurrum.
Setelah selesai dari rihlah ilmiyahnya, Ibnu Ajurrum
bermukim ditanah kelahirannya, kota Fas, dan mengajarkan ilmu yang beliau dapat kepada penduduk kota
tersebut hingga tahun 719 H. Hal iniberlangsung agak lama, sehingga akhirnya
beliau dikenal dengan berbagai sebutan mentereng seperti al-Akram, al-Ustadz,
dam al-Ghassani.
Pada tahun 723 H bumi berduka, Ibnu Ajurrum berpulang
kerahmatullah memenuhi panggilan Dzat yang Maha Kuasa. Jasad mulia beliau
dikebumikan di Bab al-Jadid, di kota Fas, Maroko.
Sekian cerita ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar