Sayidah Aisyah
adalah putri Abu Bakar bin Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin
Taim Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib. Beliau adalah orang yang paling
dicintai nabi. Terbukti, saat Rasulullah sakit keras, Beliau meminta izin
kepada semua istrinya untuk menginap dirumah Sayidah Aisyah. Beliau (Sayidah
Aisyah) lahir empat tahun setelah terutusnya Nabi SAW dan masuk islam ketika
masih kecil. Rosulullah memperistinya pada tahun ke-2 H. Saat beliau berumur 6
tahun.
Sayidah Aisyah
meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad SAW, dan ayahnya sendiri, Abu Bakar
as-Shiddiq ra, Umar bin Khatab ra, Saad bin Abi Waqash ra, Usaid bin Khudhair
ra dan lain-lain. Sedangkan merid-murid beliau dari kalangan sahabat adalah Abu
Hurairah, Abu Musa al-Asy’ari, Zaid bin Khalid al-Juhny, Syafiah binti Syabah,
dan beberapa yang lain. Bukan hanya itu, para tabi’in pun juga banyak yang
mengutip hadis dari beliau antara lain, Saad bin Musayyab, Alqamah bin Qais,
Masruq bin al-Ajda, Aisyah binti Thalhal, Amran binti Abdirrahman, dan Hafshah
binti Sirin. Ketiga wanita yang disebut terakhir ini adalah murid-murid Aisyah
yang utama dalam bidang ilmu fiqih.
Dalam istilah
ilmu hadis, Sayidah Aisyah termasuk al-Muktsir sebab beliau meriwayatkan
hadis sebanyak 2.210 hadis. Diantara keistimewaannya, beliau sendiri
kadang-kadang mengeluarkan beberapa masalah dari sumbernya. Berijtihad secara
khusus, lalu mencocokannya dengan pendapat para sahabat yang alim.
Beliau
mempelajari ilmu bahasa, syair, ilmu kedokteran, nasab-nasab, dan sejarah arab.
Berkata az-Zuhri, “andaikata ilmu yang dikuasai Sayidah Aisyah dibendingkan
dengan yang dimiliki oleh semua istri Nabi dan ilmu seluruh wanita niscaya ilmu
Sayidah Aisyah yang lebih utama”.
Abu Musa
al-Asy’ari berkata, “tidak pernah terjadi kemusykilan (permasalahan) pada
kita lalu kami tanyakan kepada Sayidah Aisyah kecuali kita menemukan jawabannya”.
Imam Marwan pun ketika menceritakan hadis yang diriwayatkan oleh Sayidah Aisyah
berkata, “Telah menceritakan hadis kepadaku orang yang jujur, putri dari
orang yang jujur, yang menjadi kekasihnya kekasih Allah SWT”.
Sanad yang paling
sahih adalah yang diriwayatkan oleh Yahya bin Said dan Ubaidillah bin Umar bin
Hafsh, dari al-Qasim bin Muhammad, dari Aisyah. Juga diriwayatkan oleh az-Zuhri
atau Hisyam bin Urwah, dari Urwah bin az-Zubair, dari Sayidah Aisyah.
Sayidah Aisyah
wafat pada melam selasa bertepatan pada tanggal 17 Ramadhan tahun 58 H. Dan Abu
Hurairah ikut berduka cita atas meninggalnya istri Nabi SAW tercinta ini
sehingga sahabat Abu Hurairah turut mensalatinya. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar