Teladan Wanita Sepanjang Masa
Sebanyak tiga kali Nabi Muhammad bermimpi hal yang sama.
Dalam mimpi itu rosulullah didatang olehmalaikat jibril yang membawa seorang
perempuan yang ditutup mukanyadengan kain sutra. Lantas Jibril berkata, “Inilah
istrimu.” Merasa penasaran, Rosulullah segera menyingsingkan kain penutup
tersebut. Ternyata ia adalah Sayidah Aisyah binti Abu Bakar. Kemudian
Rosulullah berkata, “jika ini memang benar dari Allah,Maka Dia pasti akan
melakukannya (menakdirkannya.)” Hadis Muttafaq ‘alaih.
Berawal Dari Langit
Sayidah Aisyah binti Abu Bakar adalah gadis cerdas, istri
yang paling dicintai oleh Rosulullah, putri dari sahabat yang paling dicintai
oleh beliau, dan satu-satunya istri yang dinikahi dalam keadaan gadis. Beliau
lahir dari rahim seorang ibu keturunan Bani Ghanm bin Malik bin Kinanah yang
bernama Ummu Rummân.
Sayidah Aisyah binti Abu Bakar dilamar oleh Rosulullah
melalui perantara seorang perempuan bernama Khaulah binti Hakim. Khaulah
berkata, “Wahai Ummu Rummân, tidakkah kalian tahu bahwa Allah
telah memberikan kebaikan dan keberkahan bagi keluargamu?”
“Apa itu?” Tanya Ummu Rummân.
“Rosulullah mengingatkanku (menyuruh untuk melamar)
Aisyah, putrimu.”
Perasaan senang bercampur bahagia menghiasi hati keluarga
Ummu Rumân.
Lebih-lebih Abu Bakar ketika menndengarnya. Bagaimana tidak bahagia memiliki
seorang menanti yang menjadi panutan manusia sejagat, manusia yang palingtinggi
akhlaknya, manusia yang sempurna Muhammad Rosulullah,
Berpisah Lalu Menikah
Karena situasi Makkah yang begitu mengerikan bagi pemeluk
Islam, atas perintah Allah, Rosulullah melakukan Hijrah ke Madinah. Dengan
berat hati Aisyah melepas kekasih tercinta dan berpisah untuk sementara waktu
dan keduanya pun dipisah oleh jarak yang begitu jauh.
Beberapa tahun kemudian, ketika Islam diterima dengan
kepercayaan tinggi oleh Masyarakat Madinah, dan pasca kemenangan telak atas
orang kafir dalam perang Badar (Ramadhan 2 H), Rosulullahmemulai hidup baru
bersama Sayidah Aisyah binti Abu Bakar di rumah Nubuwah pada bulan syawal tahun
2 H.
Perpindahan Aisyah ke rumah nubuwah ini merupakan kejadian
yang paling bersejarah bagi Sang Ummul Mukminin Sayidah Aisyah binti Abu Bakar.
Dalam hal ini, Rosulullah mengadakan Walimatul-Urs secara sederhana.
Rosulullah tidak menyembelih unta maupun kambing. Beliau hanya menyuguhkan susu
dan beberapa makanan ringan kepada para tamu. Sedangkan mahar yang diberikan
kepada Aisyah sekitar 500 dirham.
Istri Penurut
Menjadi istri dari manusia sempurna adalah kebahagiaan
tertinggi yang dirasakan Aisyah. Dan hal itu menurut Aisyah untuk sebisa
mungkin meneladani perilaku dan kebiasaan sang kekasih.
Karena keberadaan Rosulullah adalah orang yang sederhana,
hidup apa adanya, Aisyah pun mengikuti kebiasaan tersebut. Dan rupanya Aisyah
tidak meminta lebih kepada Rosulullah. Ia jalani rumah tangga dengan apa adanya
dan penuh kesabaran.
Pernah dalam jangka waktu cukup lama tidak ada kepulan asap
didapur Aisyah. Dan selama itu pula beliau dan Rosulullah hanya mengkonsumsi
kurma dan air putih, tidak lebih. Jangankan minyak untuk menghidupkan lampu, di
kala malam datang, minyak untuk makan pun mereka tidak memiliki.
Rumah yang menjadi saksi dalam perjalanan bahtera rumah
tangga Aisyah bersama Rosulullah lokasinya berdampingan dengan masjid Nabawi.
Rumah yang dibangun pertama kali pada saat Rosul baru pertama kali sampai di
Madinah. Itu terbuat dari pelapah kurma, beratap rendah dan berpintu satu
(tanpa daunpintu, hanya ditutupi dengan secarik kain).
Hidup sederhana tidak membuat Aisyah risih dan mengurangi
rasa cintanya kepada Rosulullah. Bahkan cinta yang dirasakan Aisyah bertambah
besar seiring dengan bertambahnya usia rumah tangga beliau.
Teladan Cinta Sejati
Dalam kesehariannya, Aisyah selalu berusaha tampil menarik di
hadapan Rosulullah. Hal ini dilakukan agar kuncup cinta Rosulullah kepada
dirinya bertambah mekar. Beliau juga berusaha membahagiakan suaminya meski
kadang kala tindakannya itu tidak disukai Rosulullah.
Pernah seorang perempuan Anshar memasuki kamar Aisyah dan
mengetahui alas yang digunakan Rosulullah adalah alas yang tidak layak dipakai
untuk digunakan oleh orang terhormat seperti beliau. Perempuan itu pergi dan
memberikan alas yang lebih bagus dan layak untuk digunakan oleh Rosulullah.
Rupanya Rosulullah tidak berkenan terhadap alas pemberian
perempuan Anshar tadi. Setelah mengetahui latar belakang masalah, Rosulullah
memerintahkan Aisyah untuk segera mengembalikan alas tersebut kepada
pemiliknya.
Aisyah juga potret wanita yang terampil dan suka menampilkan
sesuatu yang elegan dirumahnya. Beliau juga gemar menata dan menghias rumah
juga perabot rumahnya menjadi indah. Pernah Aisyah memiliki kain yang
bergambar, maka dengan keterampilannya jadilah kain itu hiasan dirumahnya.
Namun karena gambar itu tidak cocok dengan kehendak sang kekasih, maka Aisyah
permak lagi kain itu menjadi beberapa bantal.
Pernah juga Aisyah memiliki kain yang bergambar seekor
burung. Beliau buat kain yang agak lebar itu sebagai satir pengganti daun
pintu. Lagi-lagi Rosulullah tidak berkenan dengan gambar itu. Dengan nada
lembut Rosulullah mengingatkan, “Pindahlah (Gambar) ini. Sebab setiap aku
masuk rumah aku melihatnya dan hal itu membuatku ingat akan dunia (harta).”
Meski berulangkali Rosulullah mengingatkan Aisyah atas ketidaktahuannya,
hal itu tidak membuat cinta Aisyah pada Rosulullah tidak memudar. Bahkan beliau
bersyukur memiliki suami yang selalu membimbing pada kebaikan dunia akhirat.
Sebab cinta yang dimiliki Aisyah bukanlah cinta yang berdasarkan nafsu,
melainkan cinta suci yang datangnya dari Ilahi.
Murid Istimewa Rosulullah SAW
Karena begitu dekatnya Aisyah dengan Rosulullah, beliau
sering menyaksikan wahyu yang turun kepada rosulullah. Beliau juga memiliki
banyak kesempatan untuk bertanya langsung kepada Rosulullah jika menemukan
sesuatu yang belum dipaham.
Oleh karenanya, Sayidah Aisyah banyak menghafal hadis Nabi.
Dan jika dibandingkan dengan para sahabat yang belajar kepada Rosulullah,
Sayidah Aisyah adalah murid paling istimewa. Disebabkan kebanyakan hadis yang
diterima oleh Sayidah Aisyah adalah hadis yang langsung beliau peroleh dari
Rosulullah, tanpa perantara seorangpun. Dan rata-rata hadis yang diperoleh oleh
Sayidah Aisyah jarang atau bahkan tidak dimiliki oleh sahabat yang lain.
Adalah hal yang sangat penting dilakukan oleh Ibnu Saad
dalam Thabaqât-nya. Ia mencatat bahwa ada sekitar 700 perawi wanita
muslimah. Dan yang berada di urutan pertama adalah nama Sayidah Aisyah binti
Abu Bakar.
Tidak mengherankan jika Sayidah Aisyah menjadi istri yang
paling dicintai Rosulullah dari pada istri-istri yang lain, setelah Khadijah
al-Kubra.
Rujukan Para Sahabat
Pasca wafatnya Rosulullah, kamar yang ditempati Aisyah lebih
berfungsi sebagai ‘Madrasah’ yang memunculkan para penyebar ilmu ke seluruh
dunia. Para sahabat berdatangan guna bertanya hadis, meminta pemahaman suatu
ayat, atau meminta fatwa hukum dari Sayidah Aisyah.
Abu Salamah mengakui hal itu dengan berkata, “aku tidak
pernah melihat seorang lebih mengetahui Sunah rosulullah, lebih benar
pendapatnya jika dia berpendapat, lebih mengetahui bagaimana al-Quran turun,
serta lebih mengenal kewajibannya selain Sayidah Aisyah.”
Wafatnya Sayidah Aisyah
Sosok dermawan yang kerap dipanggil ‘Humaira’ oleh
Rosulullah ini tutup usia pada malam selasa 17 Ramadhan 25 H dan dimakamkan di
pemakaman Baqi’, Madinah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar